Pesatnya
pertumbuhan manusia dan beban hidup yang kian meninggi bisa membuat orang
menjadi depresi. Kondisi kesehatan jiwa memang tidak boleh dianggap remeh. Kita
sering mendengar ada orang yang dipasung oleh keluarganya karena mengalami
gangguan jiwa akut. Mengobati pasien gangguan jiwa memiliki beberapa cara. Selain
melalui pengobatan medis, juga ada yang melalui pengobatan alternatif. Metode
non-medis atau lebih dikenal pengobatan alternatif ternyata bisa menjadi solusi
menyembuhkan pasien gangguan jiwa tentunya atas ijin Allah.
Seperti halnya Panti Darul
Iman pimpinan Ustad Agus Abdul Kusman (44 Th) yang merupakan tempat pengobatan
alternatif rehabilitasi kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika berlokasi
di Desa Tanggulan Timur RT. 04/01 Kalijati Subang. Panti dengan Metode penyembuhan mendekatkan diri kepada Allah dengan
ibadah sholat lima waktu dan berzikir ini sudah berdiri selama Sembilan tahun
di Kalijati. Selama Sembilan tahun itu Ustad Agus sudah banyak menyembuhkan
pasien baik yang mengalami gangguan jiwa berat, pecandu narkoba serta penyakit
lainya.
“Saya hanya manusia biasa tidak ada daya dan upaya, hanya
Allah yang menyembuhkan. Alhamdullilah pasien yang tadinya berontak dan meresahkan
bahkan ada yang memukul orang di tempat tinggalnya, sesudah berada disini bisa
lebih tenang dan bisa dikendalikan dan banyak yang sudah sembuh. Sebenarnya semua penyakit
itu berasal dari pikiran. Dan pikiran yang selalu mengingat Allah dijamin semua
penyakit terutama penyakit hati bisa sembuh,” ungkap Ustad Agus ketika ditemui
Info Realitas.
Berbekal ilmu dari gurunya di Jakarta Ustad Agus menuturkan bahwa
awalnya ia hanya mengadakan pengajian keagamaan bukan untuk pengobatan alternatif.
Karena ada jamaah ataupun masyarakat sekitar yang menginginkan untuk diobati
maka ia mencoba mengobati masyarakat yang memiliki masalah terutama gangguan
kejiwaan. Ustad Agus juga menuturkan, tempat yang dijadikan panti merupakan
rumahnya sendiri yang awalnya mengontrak kemudian seiring berjalannya waktu ia
bisa membeli rumah yang memiliki 12 kamar itu dengan mencicilnya.
“Awalnya saya hanya mengajak atau menganjurkan hal-hal
yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat dengan mengajak ibadah atau amar
maruf nahi mungkar. Meluruskan akidah dan menghancurkan kemusrikan dan
kebatilan jangan sampai menduakan Allah,” lanjutnya.
Menurut Ustad Agus memang orang dengan gangguan jiwa jika
melaksankan ibadah terutama shalat tidak mendapatkan pahala. Akan tetapi Ustad
Agus menerangkan bahwa sedikit-sedikit pasien diarahkan untuk melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan shalat dan berdoa. Otomatis mereka
akan terbiasa untuk melakukan hal tersebut, lanjut Ustad Agus, dan ketika mereka
ditetapkan untuk sembuh oleh Allah, maka mereka sudah terbiasa untuk beribadah.
Sementara itu latar belakang pasien di Panti Darul Iman yang
sekarang ini memiliki pasien 30 orang tersebut berasal dari berbagai profesi,
dari mulai keluarga petani sampai polisi pernah menjadi pasien disana.
Keluhannya bervariasi ada yang mengalami beban berat karena keterbatasan
ekonomi, masalah rumah tangga, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan
penyakit stroke. Selain warga Subang pasien juga ada yang berasal dari Jakarta Jambi,
bahkan Kalimantan.
“Pasien yang berasal dari luar pulau Jawa itu datang kesini
kebanyakan mereka berasal dari jalan yang berkeliaran dan ditertibkan oleh
Dinas Sosial Subang bekerjasama dengan Satpol PP Subang. Setelah di data petugas
ternyata warga luar Subang. Selain dari Dinas Sosial dan Satpol PP, ada juga
dari LSM yang peduli terhadap orang dengan gangguan jiwa. sehingga mereka
membawa pasien kesini,” katanya.
Ustad Agus mengatakan bahwa biaya operasional panti ia
tanggung sendiri sedangkan bagi pasien yang mampu diminta biaya makan satu juta
sebulan. Ustad Agus menuturkan bahwa uang satu juta sebulan itu sebenarnya
masih jauh dibandingkan dengan biaya operasional panti, karena rata-rata pasien
yang tidak mampu. Di rumah sakit jiwa uang satu juta habis dalam satu hari.
Untuk biaya nginap, obat serta membayar dokter. Tapi, lanjut Ustad Agus, ia
bersyukur semua pasien bisa makan walaupun seadanya. Suami dari Lena Marlena
dan ayah dari Darul Zikin Mubaroq, Idan Permana, Neng puteri Fatimah, Idibah
& Zahira (kembar) ini yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah.
“Sampai sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah, akan
tetapi ada perbincangan bahwa akan ada yang membantu kami entah apa bentuknya.
Kami berharap itu bisa segera direalisasikan dan mendukung operasional panti
ini,” harapnya.
Dalam sehari Panti Darul Iman membutuhan beras 15 Liter
sehari dan gas 12 Kg habis dalam lima hari. Dalam memasak selain menggunakan
gas juga dibantu dengan kayu bakar untuk memasak nasi. Karena kalau hanya
mengandalkan kayu bakar masakan lama untuk dibuatnya.
Sementara itu menurut Ustad Agus tidak ada warga sekitar yang
resah atau khawatir terhadap pasien di panti Darul Iman. Karena Sejauh ini
belum ada kejadian yang membuat resah warga. Selain pasien diarahkan untuk
beribadah, setiap pagi mereka melaksanakan olahraga senam maupun jalan kaki di
sekitar panti dari jam 7 pagi samapai jam 9 pagi.( IR4/ IR7)

Subhanalloh kaka saya di rawat di sini. Semoga teteh di beri kesehatan bsa sembuh seperti semula. Amiin ya allah.. maksih pa. Agus dan ibu yang telah banyak membantu saya dan keluarga.
BalasHapusLokasinya dmn ? Dan apa ada no hp yg bisa dihubungi ?
BalasHapus