Selasa, 27 Oktober 2015

Panti Darul Iman Sembuhkan Pasien Ganggun Jiwa Melalui Ibadah







 
Pesatnya pertumbuhan manusia dan beban hidup yang kian meninggi bisa membuat orang menjadi depresi. Kondisi kesehatan jiwa memang tidak boleh dianggap remeh. Kita sering mendengar ada orang yang dipasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa akut. Mengobati pasien gangguan jiwa memiliki beberapa cara. Selain melalui pengobatan medis, juga ada yang melalui pengobatan alternatif. Metode non-medis atau lebih dikenal pengobatan alternatif ternyata bisa menjadi solusi menyembuhkan pasien gangguan jiwa tentunya atas ijin Allah. 

Seperti halnya Panti Darul Iman pimpinan Ustad Agus Abdul Kusman (44 Th) yang merupakan tempat pengobatan alternatif rehabilitasi kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika berlokasi di Desa Tanggulan Timur RT. 04/01 Kalijati Subang. Panti dengan Metode penyembuhan mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sholat lima waktu dan berzikir ini sudah berdiri selama Sembilan tahun di Kalijati. Selama Sembilan tahun itu Ustad Agus sudah banyak menyembuhkan pasien baik yang mengalami gangguan jiwa berat, pecandu narkoba serta penyakit lainya.
“Saya hanya manusia biasa tidak ada daya dan upaya, hanya Allah yang menyembuhkan. Alhamdullilah pasien yang tadinya berontak dan meresahkan bahkan ada yang memukul orang di tempat tinggalnya, sesudah berada disini bisa lebih tenang dan bisa dikendalikan dan banyak  yang sudah sembuh. Sebenarnya semua penyakit itu berasal dari pikiran. Dan pikiran yang selalu mengingat Allah dijamin semua penyakit terutama penyakit hati bisa sembuh,” ungkap Ustad Agus ketika ditemui Info Realitas.
Berbekal ilmu dari gurunya di Jakarta Ustad Agus menuturkan bahwa awalnya ia hanya mengadakan pengajian keagamaan bukan untuk pengobatan alternatif. Karena ada jamaah ataupun masyarakat sekitar yang menginginkan untuk diobati maka ia mencoba mengobati masyarakat yang memiliki masalah terutama gangguan kejiwaan. Ustad Agus juga menuturkan, tempat yang dijadikan panti merupakan rumahnya sendiri yang awalnya mengontrak kemudian seiring berjalannya waktu ia bisa membeli rumah yang memiliki 12 kamar itu dengan mencicilnya.
“Awalnya saya hanya mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat dengan mengajak ibadah atau amar maruf nahi mungkar. Meluruskan akidah dan menghancurkan kemusrikan dan kebatilan jangan sampai menduakan Allah,” lanjutnya.
Menurut Ustad Agus memang orang dengan gangguan jiwa jika melaksankan ibadah terutama shalat tidak mendapatkan pahala. Akan tetapi Ustad Agus menerangkan bahwa sedikit-sedikit pasien diarahkan untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan shalat dan berdoa. Otomatis mereka akan terbiasa untuk melakukan hal tersebut, lanjut Ustad Agus, dan ketika mereka ditetapkan untuk sembuh oleh Allah, maka mereka sudah terbiasa untuk beribadah.
Sementara itu latar belakang pasien di Panti Darul Iman yang sekarang ini memiliki pasien 30 orang tersebut berasal dari berbagai profesi, dari mulai keluarga petani sampai polisi pernah menjadi pasien disana. Keluhannya bervariasi ada yang mengalami beban berat karena keterbatasan ekonomi, masalah rumah tangga, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan penyakit stroke. Selain warga Subang pasien juga ada yang berasal dari Jakarta Jambi, bahkan Kalimantan.
“Pasien yang berasal dari luar pulau Jawa itu datang kesini kebanyakan mereka berasal dari jalan yang berkeliaran dan ditertibkan oleh Dinas Sosial Subang bekerjasama dengan Satpol PP Subang. Setelah di data petugas ternyata warga luar Subang. Selain dari Dinas Sosial dan Satpol PP, ada juga dari LSM yang peduli terhadap orang dengan gangguan jiwa. sehingga mereka membawa pasien kesini,” katanya.
Ustad Agus mengatakan bahwa biaya operasional panti ia tanggung sendiri sedangkan bagi pasien yang mampu diminta biaya makan satu juta sebulan. Ustad Agus menuturkan bahwa uang satu juta sebulan itu sebenarnya masih jauh dibandingkan dengan biaya operasional panti, karena rata-rata pasien yang tidak mampu. Di rumah sakit jiwa uang satu juta habis dalam satu hari. Untuk biaya nginap, obat serta membayar dokter. Tapi, lanjut Ustad Agus, ia bersyukur semua pasien bisa makan walaupun seadanya. Suami dari Lena Marlena dan ayah dari Darul Zikin Mubaroq, Idan Permana, Neng puteri Fatimah, Idibah & Zahira (kembar) ini yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah.
“Sampai sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah, akan tetapi ada perbincangan bahwa akan ada yang membantu kami entah apa bentuknya. Kami berharap itu bisa segera direalisasikan dan mendukung operasional panti ini,” harapnya.
Dalam sehari Panti Darul Iman membutuhan beras 15 Liter sehari dan gas 12 Kg habis dalam lima hari. Dalam memasak selain menggunakan gas juga dibantu dengan kayu bakar untuk memasak nasi. Karena kalau hanya mengandalkan kayu bakar masakan lama untuk dibuatnya.
Sementara itu menurut Ustad Agus tidak ada warga sekitar yang resah atau khawatir terhadap pasien di panti Darul Iman. Karena Sejauh ini belum ada kejadian yang membuat resah warga. Selain pasien diarahkan untuk beribadah, setiap pagi mereka melaksanakan olahraga senam maupun jalan kaki di sekitar panti dari jam 7 pagi samapai jam 9 pagi.( IR4/ IR7)

2 komentar:

  1. Subhanalloh kaka saya di rawat di sini. Semoga teteh di beri kesehatan bsa sembuh seperti semula. Amiin ya allah.. maksih pa. Agus dan ibu yang telah banyak membantu saya dan keluarga.

    BalasHapus
  2. Lokasinya dmn ? Dan apa ada no hp yg bisa dihubungi ?

    BalasHapus