Kamis, 29 Oktober 2015

Kemarau Datang Tukang Sumur Bor Laris Order






Kemarau panjang menyebabkan cukup banyak warga di Kabupaten Subang, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Warga yang awalnya sudah memiliki sumur, banyak yang akhirnya menggunakan jasa tukang pembuat sumur bor agar sumurnya yang kering bisa mengeluarkan air lagi.
Sumber air selalu dibutuhkan oleh semua orang didunia. Semua orang bisa mencukupi semua kebutuhan seperti mandi, makan, kakus dengan air. Mereka akan butuh memasak dan tanpa air mereka tidak bisa hidup dengan baik. Semakin banyaknya bangunan di beberapa wilayah membuat sumber mata air mulai terganggu. Banyak orang yang menggunakan jasa air dari perusahaan daerah merasa sangat kecewa karena air yang mereka dapatkan hanya sedikit. Mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan harga air tetap melambung tinggi. Beberapa orang lebih memilih menggunakan atau membuat sumur bor sebagai sumber mendapatkan air apalagi di musim kemarau ini.

Membuat sumur bor bukanlah hal yang mudah harus tahu dimana anda akan mendapatkan air yang bagus dan berkualitas. Jika anda tidak begitu mengerti tentang sumur, anda harus mencari orang yang professional. Banyak sekali orang yang menawarkan jasa pembuatan sumur untuk rumah. Seperti halnya kang Nana Gepeng warga Sukaresmi Rt 15/04 Soklat Kota Subang cukup mengontak No.Hp 085315652648. Banyak faktor yang harus anda cermati seperti kedalaman minimal untuk membuat sumur bor, teknik dan alat-alat yang digunakan.
Menurut Nana Gepeng ada beberapa teknik pembuatan sumur. Pertama adalah penentuan lokasi sumur, tidak boleh membuat sumur didekat wc karena kualitas air disekitar wc biasanya sudah terkontaminasi. Anda harus memilih jarak yang tepat agar air yang anda mendapatkan benar-benar merupakan air yang sangat berkualitas baik. Jika tanahnya berpasir, sebaiknya anda memilih jarak 7.5 meter dari toilet anda untuk membuat sumur. Jika tanahnya tidak berpasir maka jarak 5 meter anda bisa membuat sumur. Kedua, konstruksi sumur sebaiknya benar-benar diperhatikan agar memenuhi syarat.  Ketiga, anda sebaiknya membuat tembok bagian atas setinggi tiga meter agar tidak ada rembesan air yang masuk kedalam sumur. Keempat, dibagian atas sumur, sebaiknya anda membuat penutup sumur agar sumur bor anda tidak kemasukan kotoran yang akan mempengaruhi kualitas air anda. Kelima, anda bisa menggunakan kaporit untuk membunuh bakteri dan kuman yang ada di dalam sumur anda.
Kemarau ini, lanjut Gepeng (panggilan akrab), order pekerjaan semakin menumpuk. Tercatat hampir 20 orang per hari warga Subang mendatangi rumahnya untuk menyuruh memperbaiki sumur bor.  “Pendapatan di kemarau ini lumayan besar bisa mencapai 500 sampai 600 ribu rupiah per hari. Pesanannya banyak dan tak tertangani semua,“ ucap Nana Gepeng.
Job order di kemarau lumayan meningkat. Jika berangkat dari rumuh pukul 06.00 Wib Kang Nana Gepeng, kang Endang, Heri, Iwan, Asep acapkali pulang pukul 22:00 setiap harinya bahkan kalau ada hambatan bisa mencapai berhari-hari. Cukup bermodalkan Pompa Pertanian/Irigasi, pipa Besi Medium, Mata Bor Widia, Linggis, Catok kunci Monyet, kunci inggris, gergaji besi dan tespen, Nana Gepeng mampu mengalirkan air kembali sehingga konsumen pun bisa tertawa lega. Meski permintaan laris, pria bertubuh Tambun ini dalam pembuatan Sumur Bor Tarif tergantung Medan serta Kedalaman. 
Memang cukup melelahkan menjadi tukang bor sumur, tetapi cukup puas bila pengerjaan yang dilakukan membuahkan hasil serta dapat memuaskan konsumen, cuaca panas senantiasa menjadi hambatan mereka untuk beraktifitas. Namun lain untuk Nana Gepeng 52, warga Sukaresmi Rt 15/04 Soklat Kota Subang No.Hp 085315652648. Dia malah mengaku kemarau ini membawa rezekinya melimpah dari Yang Maha Kuasa. “ Yah, kemarau merupakan panen raya,“ kata Nana Gepeng, sosok pria yang ahli sumur Bor.


Rabu, 28 Oktober 2015

Pembalap Asal Subang Aditya Pangestu Juara I Asia Road Racing Championship di Thailand






Pembalap Indonesia Aditya Pangestu Hanafi, berhasil finish di posisi pertama (race 1) dan ketiga (race 2). Pembalap asal Subang, Jawa Barat ini ikut di kelas Asia Dream Cup (ADC) yang di adakan oleh Honda di event FIM Asia Road Racing Championship (ARRC) seri V, yang digelar di sirkuit Buriram United Internasional Circuit, Buriram, Thailand. 

Aditya mengawali race di posisi ke-3 dan di depan nya ada Andi Farid Izdihar yang juga dari Indonesia. Sayangnya, di race kedua Andi ‘Gilang’ tidak bisa meneruskan balap di race ke dua karena terjatuh di 3 lap terakhir. “Saat itu ada pembalap yang ngerem mendadak, sehingga harus segera menghindar supaya tidak terjadi tabrakan. Alhasil melebar dan jatuh,” cetus Andi ‘Gilang’, pembalap yang pendiam itu.

Ada 18 pembalap yang ikut ADC dari negara Asia. Seperti Malaysia, Thailand, China-Taipai, Sri Langka, Singapore, Philippine, India, Australia dan Jepang. Dari ke 18 pembalap ADC, dilihat dari standing point sementara ADC seri V ini Aditya ada di posisi ke-3 (146 poin) dan Andi di urutan ke-6 (96 poin).

Pembalap kelahiran Subang pada 7 Juli 1995 ini menjadi wakil Indonesia di ajang Honda Asian Dream Cup bersama Andi Farid Izdihar. Aditya Pangestu yang awal kariernya membalap di Motocross dan Grasstrack ini poinya mampu kedua dibawah pembalap Malaysia Khairul Idham Pawi. Tentu saja ini merupakan torehan yang menggembirakan apalagi menjadi wakil bangsa di kancah Asia.

”Di ajang ADC tahun 2014 saya hanya berusaha semaksimal mungkin agar bisa jadi yang terbaik, dan hasilnya Alhamdulillah mampu jadi runner up. Di ajang tersebut saya juga mendapatkan banyak sekali ilmu yang saya dapat dari para mentor-mentor seperti Sinya Nakano. ” tutur Aditya Pangestu.

Beberapa waktu yang lalu, Aditya Pangestu juga berangkat ke Malaysia, guna melakukan sesi latihan dengan menggunakan Honda NSF250R yang merupakan kuda besi spek mendekati Moto 3. Bersama Andi Farid Izdihar dan beberapa peserta ADC lainya Aditya Pangestu mencoba geber Honda NSF250 di litar Pasir Gudang, Johor Baru.

”Naik motor Moto 3 sebenarnya hampir sama seperti naik motor sport biasa, cuma beda karakter motornya. Lumayan kemarin bisa buat menambah wawasan ilmu bisa nyobain motor Moto 3.” cerita Aditya Pangestu tentang sesi test naik Moto 3 di Johor beberapa waktu yang lalu.

Di musim 2014 lalu, pembalap murah senyum ini sebenarnya juga tampil di ajang Motoprix Jawa bersama tim Astra Motor Racing Team Jogjakarta bertandem dengan Willy Hammer. Namun prestasinya di Motoprix Jawa tentu saja masih kurang cemerlang, itu bukan saja karena pembalap yang lulusan SMA N 1 Pagaden Subang ini baru naik ke kelas seeded namun juga karena hanya ikut beberapa seri saja karena bentrok dengan event ADC.

Berbicara mengenai musim balap 2015 ini, Aditya Pangestu yang merupakan didikan dari Honda Golden Subang ini sudh tidak lagi bersama dengan tim ART Jogjakarta. Aditya Pangestu akan bergabung dengan tim ART Jakarta. Sempat ada kabar bahwa Aditya Pangestu akan difokuskan di balapan sport, namun saat dikonfirmasi, Aditya Pangestu belum bisa memastikan.

”Untuk musim 2015,kita tunggu saja biar bisa jadi surprise. Yang jelas kalau saya sih nurut apa kata bos aja. ” tutur Aditya Pangestu sambil tersenyum dengan senyum khasnya saat ditanyai perihal musim balap 2015.

Bakat Aditya Pangestu Hanafi putra dari Pasangan Edi Sudrajat dan Eem Mariah terlihat sejak kelas tiga sekolah dasar, seperti halnya naik sepeda seusianya pada saat jatuh tidak merasa kesakitan malah melanjutkan kembali memakai sepeda, sejak saat itu melihat bakat dari anaknya dengan melibatkan H.Wawan berinisiatip membikin motor kecil diperuntukan Aditya Pangestu Hanafi  dengan keterampilan bisa naik motor  Aditya yang mengikuti jejak Omnya  Asep niknik, Terus dipacu untuk mengikuti Grasstrack hingga klas enam sekolah dasar dan menginjak SMP  selama sepuluh hari sekolah motocross di Adrian Jogjakarta Pertama karir di Kawasaki junior motor cibinong kemudian pindah ke golden motor kemudian dari golden di arahkan ke astra motor Jogjakarta ditarik tim ART Jakarta sampai sekarang demikian Ungkap “Edi Sudrajat.

Selasa, 27 Oktober 2015

Sekolah Tidak Susah, Dekat Rumah dan Tiap Bulan Dapat Upah






Kamis sore kisaran pukul 16.00 di selatan kantor Desa Sadawarna Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang nampak hiruk pikuk kegiatan ratusan anak usia belasan dengan berbagai kegiatan yang berbeda. Ada yang bergerombol mengikuti petunjuk salah seorang temannya dengan kebersamaan, membuat gerakan yang serasi membentuk  formasi dibawah terik matahari, berlatih untuk kompetisi. Disudut lain nampak puluhan siswa sedang duduk beralaskan tanah merah dengan baju yang lusuh tetapi tetap patuh mengikuti arahan dengan konsentrasi yang penuh. Ada juga yang ceria bersenda gurau dengan temannya karna telah selesai melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, Disisi lain ada yang sibuk pulang pergi sambil membawa laci berisi tali untuk disusun menjadi bahan setengah jadi.

Melihat kodisi siswa-sisiwi SMK Negeri Cibogo seperti itu kami tim Info Realitas merasa tertarik ntuk menyambangi, alhasil kami bertemu dengan Plh Kepala Sekolah bapak Ardi Mulyono, SP yang sudah beberapa tahun mengabdikan diri di sekolah tersebut.

Ketertarikan kami pada sekolah tersebut ditengah proses belajar mengajar, nampak sebuah truk dari salah satu perusahaan  yang terparkir dan membawa sesuatu dari sekolah, menurut penjelasannya bahwa SMKN Cibogo salah satu sekolah yang bekerja sama saling menguntungkan dengan beberapa perusahaan, dimana sekolah dijadikan plasma dari perusahaan sehingga tanpa mengurangi dan mengganggu kurikulum sekolah tersebut, seluruh siswa memiliki kesempatan untuk berlatih dan merasakan dunia kerja yang sebenarnya.

Pihak sekolah sebagai pengelola siswa untuk dididik sesuai denga tujuan Pendidikan nasional Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Realisasinya adalah bahwa siswa SMKN Cibogo dibentuk plasma bertingkat mulai dari plasma1, plasma 2 dan plasma 3. Seluruhn siswa tidak ada yang malas dan tidak ada yang bolos karena kalau siswa malas apalagi berani bolos, dia akan rugi, kenapa...? kacida we atuh pa … kasakola dekeut jeng imah, geus mah gratis tiap bulan dibere duit deui…(terlalu saja pa… sekolah dekat dengan rumah, sudah gratis, bahkan tiap bulan dikasih uang lagi) celoteh Teli Nurmala salah satu siswi berprestasi sebagai juara 1 lomba lari Siliwangi 10K.

Dan dibenarkan oleh Babinsa desa Sadawarna yang membantu membina siswa siswi/taruna dalam pelatih kedisiplinan melalui PBB. Bahwa seluruh siswa diberi kesempatan untuk berlatih merangkai asesoris motor dari salah satu perusahaan jepang, sebagai imbalannya siswa diberikan uang jajan tiap bulan dan sekolah dibantu biaya operasional yang salah satunya untuk menambah honor guru yang 99% masih guru honorer. Luar biasanya lagi bahwa seluruh lulusan bisa diserap oleh perusahaan tersebut atau disalurkan keperusahaan lainnya sehingga lulusan SMK Cibogo tidak ada yang nganggur, Selamat dan Sukses, BRAVO SMKN CIBOGO. (IR.3)

Panti Darul Iman Sembuhkan Pasien Ganggun Jiwa Melalui Ibadah







 
Pesatnya pertumbuhan manusia dan beban hidup yang kian meninggi bisa membuat orang menjadi depresi. Kondisi kesehatan jiwa memang tidak boleh dianggap remeh. Kita sering mendengar ada orang yang dipasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa akut. Mengobati pasien gangguan jiwa memiliki beberapa cara. Selain melalui pengobatan medis, juga ada yang melalui pengobatan alternatif. Metode non-medis atau lebih dikenal pengobatan alternatif ternyata bisa menjadi solusi menyembuhkan pasien gangguan jiwa tentunya atas ijin Allah. 

Seperti halnya Panti Darul Iman pimpinan Ustad Agus Abdul Kusman (44 Th) yang merupakan tempat pengobatan alternatif rehabilitasi kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika berlokasi di Desa Tanggulan Timur RT. 04/01 Kalijati Subang. Panti dengan Metode penyembuhan mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sholat lima waktu dan berzikir ini sudah berdiri selama Sembilan tahun di Kalijati. Selama Sembilan tahun itu Ustad Agus sudah banyak menyembuhkan pasien baik yang mengalami gangguan jiwa berat, pecandu narkoba serta penyakit lainya.
“Saya hanya manusia biasa tidak ada daya dan upaya, hanya Allah yang menyembuhkan. Alhamdullilah pasien yang tadinya berontak dan meresahkan bahkan ada yang memukul orang di tempat tinggalnya, sesudah berada disini bisa lebih tenang dan bisa dikendalikan dan banyak  yang sudah sembuh. Sebenarnya semua penyakit itu berasal dari pikiran. Dan pikiran yang selalu mengingat Allah dijamin semua penyakit terutama penyakit hati bisa sembuh,” ungkap Ustad Agus ketika ditemui Info Realitas.
Berbekal ilmu dari gurunya di Jakarta Ustad Agus menuturkan bahwa awalnya ia hanya mengadakan pengajian keagamaan bukan untuk pengobatan alternatif. Karena ada jamaah ataupun masyarakat sekitar yang menginginkan untuk diobati maka ia mencoba mengobati masyarakat yang memiliki masalah terutama gangguan kejiwaan. Ustad Agus juga menuturkan, tempat yang dijadikan panti merupakan rumahnya sendiri yang awalnya mengontrak kemudian seiring berjalannya waktu ia bisa membeli rumah yang memiliki 12 kamar itu dengan mencicilnya.
“Awalnya saya hanya mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat dengan mengajak ibadah atau amar maruf nahi mungkar. Meluruskan akidah dan menghancurkan kemusrikan dan kebatilan jangan sampai menduakan Allah,” lanjutnya.
Menurut Ustad Agus memang orang dengan gangguan jiwa jika melaksankan ibadah terutama shalat tidak mendapatkan pahala. Akan tetapi Ustad Agus menerangkan bahwa sedikit-sedikit pasien diarahkan untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan shalat dan berdoa. Otomatis mereka akan terbiasa untuk melakukan hal tersebut, lanjut Ustad Agus, dan ketika mereka ditetapkan untuk sembuh oleh Allah, maka mereka sudah terbiasa untuk beribadah.
Sementara itu latar belakang pasien di Panti Darul Iman yang sekarang ini memiliki pasien 30 orang tersebut berasal dari berbagai profesi, dari mulai keluarga petani sampai polisi pernah menjadi pasien disana. Keluhannya bervariasi ada yang mengalami beban berat karena keterbatasan ekonomi, masalah rumah tangga, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan penyakit stroke. Selain warga Subang pasien juga ada yang berasal dari Jakarta Jambi, bahkan Kalimantan.
“Pasien yang berasal dari luar pulau Jawa itu datang kesini kebanyakan mereka berasal dari jalan yang berkeliaran dan ditertibkan oleh Dinas Sosial Subang bekerjasama dengan Satpol PP Subang. Setelah di data petugas ternyata warga luar Subang. Selain dari Dinas Sosial dan Satpol PP, ada juga dari LSM yang peduli terhadap orang dengan gangguan jiwa. sehingga mereka membawa pasien kesini,” katanya.
Ustad Agus mengatakan bahwa biaya operasional panti ia tanggung sendiri sedangkan bagi pasien yang mampu diminta biaya makan satu juta sebulan. Ustad Agus menuturkan bahwa uang satu juta sebulan itu sebenarnya masih jauh dibandingkan dengan biaya operasional panti, karena rata-rata pasien yang tidak mampu. Di rumah sakit jiwa uang satu juta habis dalam satu hari. Untuk biaya nginap, obat serta membayar dokter. Tapi, lanjut Ustad Agus, ia bersyukur semua pasien bisa makan walaupun seadanya. Suami dari Lena Marlena dan ayah dari Darul Zikin Mubaroq, Idan Permana, Neng puteri Fatimah, Idibah & Zahira (kembar) ini yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah.
“Sampai sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah, akan tetapi ada perbincangan bahwa akan ada yang membantu kami entah apa bentuknya. Kami berharap itu bisa segera direalisasikan dan mendukung operasional panti ini,” harapnya.
Dalam sehari Panti Darul Iman membutuhan beras 15 Liter sehari dan gas 12 Kg habis dalam lima hari. Dalam memasak selain menggunakan gas juga dibantu dengan kayu bakar untuk memasak nasi. Karena kalau hanya mengandalkan kayu bakar masakan lama untuk dibuatnya.
Sementara itu menurut Ustad Agus tidak ada warga sekitar yang resah atau khawatir terhadap pasien di panti Darul Iman. Karena Sejauh ini belum ada kejadian yang membuat resah warga. Selain pasien diarahkan untuk beribadah, setiap pagi mereka melaksanakan olahraga senam maupun jalan kaki di sekitar panti dari jam 7 pagi samapai jam 9 pagi.( IR4/ IR7)